Orang bilang usia hanya angka, tetapi sesungguhnya tidak demikian jika berbicara mengenai usia ideal bagi wanita hamil. Terdapat risiko tersendiri bagi seorang wanita yang ingin hamil di usia berapapun. Dilihat sisi medis, risiko ini meningkat bagi wanita di atas usia 30 tahun sehingga menjadikan mereka lebih susah hamil dibandingkan wanita yang berusia lebih muda.
Risiko Wanita Di Atas Usia 30 Tahun Lebih Susah Hamil .Usia di atas 30 tahun kini makin banyak dipilih orang-orang, terutama di kota besar sebagai waktu yang tepat untuk menikah. Saat itu karier telah cukup berkembang sehingga kebutuhan finansial telah tercukupi. Begitu juga dengan kematangan psikologi yang lebih siap hidup bersama dan memiliki anak.
Namun ternyata tidak demikian dengan kondisi fisik wanita. Wanita di usia akhir 30-an cenderung perlu menanti lebih lama jika ingin memiliki keturunan.
Di awal usia 30 tahun, kesempatan untuk memiliki keturunan sedikit berkurang dibandingkan wanita di akhir 20-an. Kesempatan ini akan menurun lagi setelah wanita berusia 35 tahun ke atas. Dalam setahun, kesempatan seorang wanita sebelum usia 30-an untuk hamil adalah sekitar 75 persen. Peluang ini menurun menjadi sekitar 65 pada akhir usia 30-an. Hal ini karena tiap wanita lahir dengan kadar telur yang terbatas. Sel telur ini kemudian berkurang secara kualitas dan jumlah. Sel telur pada wanita dengan usia lebih tua juga lebih sulit dibuahi dibandingkan pada wanita yang berusia lebih muda.
Selain itu terdapat beberapa risiko lain bagi seorang wanita di atas usia 30 tahun yang berusaha mendapatkan keturunan, yaitu:
- Secara perlahan-lahan risiko keguguran dan kehamilan ektopik atau saat embrio tumbuh di luar rahim meningkat, terutama pada wanita di atas usia 35 tahun. Risiko keguguran ini adalah 18 persen pada usia 35 tahun dan meningkat menjadi 34 persen pada usia awal 40-an tahun.
- Usia tua terkait dengan risiko timbulnya gangguan genetik pada janin sehingga membutuhkan pemeriksaan berkala untuk mendeteksi kemungkinan adanya penyakit. Kehamilan pada usia tua lebih berisiko melahirkan bayi dengan kelainan kromosom, seperti Sindrom Down.
- Tingkat persalinan caesar lebih tinggi pada wanita yang berusia di atas 35 tahun dibandingkan mereka yang menjalani persalinan di usia 20-an tahun. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan kegawatan janin ataupun persalinan macet pada ibu berusia di atas 30-an akan meningkat. Proses persalinan macet (persalinan berlangsung lebih lama) salah satunya adalah karena otot rahim tidak lagi terlalu elastis.
- Lebih berisiko mengalami diabetes gestasional yang hanya terjadi saat seseorang hamil di usia lebih tua. Jika tidak ditangani, bayi akan tumbuh lebih besar dibandingkan ukuran pada umumnya. Kondisi ini dapat membuat persalinan menjadi lebih sulit dan berisiko.
- Lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi saat hamil yang dapat menimbulkan komplikasi
- Lebih berisiko melahirkan bayi prematur dan bayi dengan berat badan rendah.
- Bagi ibu yang berusia 40 tahun ke atas yang akan memiliki bayi pertama, bayi mungkin akan berada pada posisi yang tidak normal saat lahir.
Selain risiko-risiko di atas, terdapat risiko lain yang meningkat, seperti plasenta previa, preeklamsia, dan pecah ketuban pada wanita yang hamil di atas usia 30 tahun. Uniknya, usia 35-39 tahun kemungkinan wanita mengandung anak kembar juga meningkat akibat peningkatan kadar follicle-stimulating hormone (FSH) sehingga memungkinkan pelepasan lebih dari satu sel telur.
Jika Anda adalah wanita yang berusia 30 tahun ke atas dan sedang menjalani persiapan kehamilan, jangan biarkan kekhawatiran menghantui Anda. Kondisi-kondisi yang dapat menjadikan seorang wanita susah hamil seperti di atas dapat terjadi pada siapa pun di usia berapapun. Untuk mengurangi risiko-risiko yang mungkin terjadi, kenali cara-cara yang dapat dilakukan.
- Periksakan kesehatan secara menyeluruh sebelum memutuskan untuk hamil, seperti tekanan darah, tes urine, dan kadar gula darah. Pemeriksaan kesehatan ibu ini juga diperlukan di sepanjang masa-masa kehamilan.
- Wanita yang hamil di atas 35 tahun, apalagi di atas 40 tahun, perlu menjalani pemeriksaan rutin lebih sering dibandingkan wanita hamil di usia lebih muda. Disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan di rumah sakit daripada bidan di klinik.
- Berhenti melakukan tindakan yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi, seperti kebiasaan merokok (termasuk menjadi merokok pasif), mengonsumsi minuman keras, dan pola makan yang tidak sehat. Taati larangan-larangan ini demi membantu mengurangi risiko gangguan kehamilan.
- Jika dirasa perlu, terutama jika terdapat riwayat di dalam keluarga, tidak ada salahnya menjalani tes untuk mendeteksi kelainan kromosom pada janin.
- Delapan minggu pertama adalah masa terpenting perkembangan bayi Anda. Konsultasi secara rutin dapat memudahkan dokter untuk mendeteksi dan mengantisipasi berbagai gangguan yang mungkin muncul.
- Konsumsi asam folat dalam kadar cukup. Jika menu harian dirasa kurang, dokter dapat meresepkan suplemen, Namun hindari mengonsumsi lebih dari 1 miligram asam folat dalam sehari tanpa memeriksakan diri terlebih dahulu ke dokter.
- Jaga berat badan tetap ideal dengan cukup bergerak aktif.
- Adopsi pola makan sehat yang kaya nutrisi, salah satunya adalah buah-buahan dan sayur-sayuran segar serta makanan berserat. Batasi atau sebisa mungkin hindari konsumsi makanan siap saji atau makanan olahan yang mengandung bahan pengawet.
- Konsultasikan kondisi diri kepada dokter jika Anda adalah wanita berusia 30-35 tahun yang melakukan hubungan seksual tanpa proteksi tapi tidak kunjung hamil selama lebih dari setahun.
- Segera temui dokter spesialis kehamilan jika mengalami kondisi tertentu yang bisa menjadikan diri Anda berisiko susah hamil, seperti penyakit menular seksual atau haid yang tidak teratur.
Melalui persiapan yang baik, disertai pengetahuan dan perawatan yang tepat, ibu yang hamil di atas usia 30 tahun dapat menjalani persalinan normal untuk memiliki bayi yang sehat.